rasa, kata dan mimpi .....

Jumat, 14 Januari 2011

so...

So…….
Kemarin, setelah ngobrol dengan seorang teman, saya jadi sadar tidak semua bisa dibuat sederhana kalau menyangkut hati.

Jadi begini ceritanya, teman saya ini sudah lama naksir seorang cowok. seperti kebanyakan cewek-cewek lain, dia kerap bercerita pada sahabat dekatnya, biasalah curhat session. Di luar dugaan, suatu hari sang sahabat "permisi" padanya. Ternyata cowok pujaaan hatinya memilih sang sahabat untuk dijadikan teman hidup dan sang sahabat pun merespon positif. Sang sahabat sampai banting stir memutuskan pacarnya dan jalan dengan si pujaan hati.
Temen saya tentu kecewa, tapi dia berpikir, si cowok pujaan tidak tahu sama sekali tentang perasaannya, kalau pun tau, kemungkinan besar responnya tidak akan sama dengan perasaan teman saya. jadi logikanya, kalau sang sahabat dan si cowok pujaan hati saling cinta dan ingin membangun masa depan bersama, why not? she just an outsider :( .
Waktu merangkak, matahari masih bersinar, hujan sesekali, daun yang berguguran pun tetap tumbuh lagi. Teman saya (entah dapat kekuatan dari mana) tetap berteman baik dengan sang sahabat, hari pernikahan pun semakin dekat. Teman saya punya sedikit penyesalan dalam hatinya. Seharusnya dia nyatakan perasaannya, tanpa peduli diterima atau tidak,  at least si cowok pujaan hati tau, tapi sekarang sudah terlambat. Hey… they are getting married. Dengan perasaan sesal itu, sepertinya dia harus memendam perasaan sampai mati. Kita semuanya tahu betapa jeleknya naksir pada calon suami orang lain, apalagi calon suami sahabat sendiri.
Hingga suatu hari, mereka putus. Sebenarnya dia tidak terkejut, sang sahabat sejati kerap bercerita tentang kurangnya perhatian si cowok pujaan hati pada sang sahabat. tapi teman saya ini tidak menyangka akan sejauh itu, mengingat  mereka akan menikah, dan keluarga sudah saling berhubungan dengan baik.
Dengan tidak ada maksud tidak sensitive sama sekali atas berakhirnya hubungan seseorang, teman saya mulai contact dengan si cowok pujaan hati (hey they are broke up now, it means no relationship at all). Teman saya takut mati penasaran kalau tidak menyatakan perasaannya. “ini second chance buat aku”, tuturnya. Apapun respon si cowok pujaan hati dia tidak peduli. Dia merasa dengan begitu dia akan bebas, tapi apa iya?
Sesuai perkiraan, si cowok pujaan hati tidak meespon balik perasaannya, tapi itu tidak jadi masalah untuknya, bukankah tujuan pentingnya hanya let him know. Serba salah jadinya, di satu sisi dia malah merasa bersalah pada sang sahabat,” if I do the same thing like her, so what make me different from her?” ucapnya. Di satu sisi dia merasa perlu memperjuangkan hatinya ( apa yang dia percayai, karena yang dia tahu hanya dia harus berusaha untuk apapun yang dia mau, yang namanya bonus datang dari langit itu tidak pernah ada. Dia merasa dia diberkati oleh Tuhan dan segala yang didapat juga berasal dari Dia, tapi tetap manusia harus berjuang untuk hidupnya kan, barulah berkat itu akan datang melalui jalannya).

Sesekali dia mengaku lelah berada diantara mereka bertiga (sang sahabat, sang pujaan hati dan si mantan pacar sang sahabat yang masih merasa dicurangi oleh sang sahabat dan bertekad menyengsarakan hidup sang sahabat), dia tidak merasa dirugikan, hanya lelah, dan makin lelah karena dia tahu benar dirinya sendirilah yang menempatkan dirinya disituasi pelik itu. Acapkali dia ingin keluar. Tapi seakan-akan ada kekuatan yang menariknya masuk kembali ke pusaran itu, dia menyebutnya pusaran.  Berjanji dalam hati untuk memutuskan contact sudah berkali-kali ditekadkannya, tapi hal yang sama berulang lagi, berkali-kali.

Kalau saja si cowok pujaan hati bersikap kasar, atau tidak baik maka akan lebih mudah untuk lepas. Kenyataannya si cowok pujaan hati, sopan dan asik diajak ngobrol, walau jelas-jelas dia menyatakan tidak bisa membalas perasaan teman saya.
Sang sahabat? Setelah putus dengan si cowok pujaan hati, beberapa kali dia menjalin hubungan dengan pria lain dan hampir menikah, tetapi entah kenapa selalu gagal. Dia sampai minta maaf (hal yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya) kepada teman saya karena dia merasa mencurangi teman saja.
But all of those doesn’t make any different, samapi sekarang  teman saya dan sang sahabat masih berteman karib, teman saya dengan si mantannya sahabat juga, dan tetap contact dengan si cowok pujaan hati, walau hanya sekedar text “selamat memulai hari”.
Why she can’t make it simple.
Faktanya:
1.      Si cowok pujaan hati tidak punya perasaan padanya dan dia sudah let him know, so… leave him alone!
2.      Si cowok pujaan hati mungkin masih punya perasaan pada sang sahabat mengingat sampai sekarang dia  belum punya pasangan lagi, so……. Let him find his way…!
3.      Sang sahabat juga pasti masih punya perasaan pada si cowok pujaan hati ( dari hasil curhat session), so…….. let her find her way too!
4.      Go away from them and start a new wonderful life!

Tapi apa iya bisa dibuat sesederhana itu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar