rasa, kata dan mimpi .....

Kamis, 28 Oktober 2010

laki-laki yang salah

Jadi ini rasanya patah hati/
Mari berasndai-andai kalau patah hati ada gradenya, skala 1-10.
Dalam arti 1 paling rendah dan 10 paling tinggi.
Saya tidak tahu patah hati saya saat ini di grade keberapa.
Siapa yang berkompeten menilai? Saya sendiri ? kalau yang patah hati sendiri yang menilai pastilah dia kan menempatkan dirinya di grade 10, karena di grade apapun rasanya sama-sama sakit.
Saya sering dengar ada yang patah hati sampai menghilangkan nyawa sendiri bahkn nyawa orang lain yang bersangkutan, pada kasus  menyerempet hukum kriminal seperti ini layaklah kita menempatkannya pada patah hati grade ke 10.

Ada juga yang patah hati sampai lupa ingatan, lupa daratan alias sedeng, alias gila. Patah hati yang seperti ini selayaknya di posisi patah hati grade ke-9. kalau patah hati
Nah, grade ke 8 mungkin orang yan patah hati lalu kemudian tidak sembuh-sembuh, tidak gila tapi trauma terhadap lawan jenis, memilih hidup selibat karena patah hati, dendam membara  bak bakaran jagung .

Lalu menderita kegilaan sementara, alias sedengnya sementara aja setelah beberapa waktu bodoh lalu berangsur-angsur sembuh dan melanjutkan hidup kita posisikan di grade 7, karena bagaimanapun juga orang yang seperti ini menyandang predikat pernah gila atau ex-orang gila.

Yang paling umum yang sering terjadi biasanya menangis berhari-hari,mengurung diri di kandang ayam J, tidak mau makan, setelah itu sembuh berangsur dalam beberapa bulan dan melanjutkan hidup, mari kita posisikan di grade ke 6. Seterusnya silahkan mengurutkan sendiri sesuai dengan pengalaman dan pengamatan masing-masing.

Saya menyebut diri saya sedang patah hati. Pagi ini saya bangun, terasa ada yang kosong, kehilangan pegangan, kehilangan seseorang untuk dicintai, kehilangan mimpi, kehilangan besar,  terasa kosong saja… dan seperti ada batu warna hitam menyumpal di dada. Walaupun begitu saya masih cukup kuat untuk tidak menangis setitikpun, masih bisa pergi kerja, upacara bendera ( btw, selamat hari menyumpah…eh… Sumpah Pemuda). Kata seorang teman seharusnya saya menangis , biar lepas, mungkin karena saya tidak menangis adalah penyebab dari perasaan tak enak seperti ini

Malam sebelumnya kami bicara tentang perasaan kami masing-masing, terdengar masuk akal dan logik  walaupun disampaikan sembari bercanda, tapi kami tau kami sungguh-sungguh. Saya pun bisa menerima dengan ikhlas penolakkan itu, entah mengapa tidak ada rasa sakit, tapi sekali lagi, itu tadi malam. Saya rasa kami bisa jadi teman baik…
Tak apalah teman baik..
Tapi bisakan?

Pagi ini saya bangun, serasa ada yang hilang, sudah saya singgung sebelumnya.
Kalau saya tidak salah, saya sangat lamban meningat waktu, setahun kami berkomunikasi, jadi kalu tiba-tiba harus lose contact… can u imagine…?
Sesuatu hilang….
Malas sekali rasanya beranjak dari tempat ini dan memungut puing-puing itu, menatanya kembali? Malas.. enggan benar menata perasaan, mulai lagi dari awal? Karena ada dan tiada dia  saat ini berpengaruh buat saya.

Saya mencoba melihat kebelakang, sebelum bertemu saya bisa hidup bahagia, saya menikmati hidup saya, tapi memang yah… flat… tapi saya bahagia..
Jadi mengapa sekarang tanpanya hidup serasa kurang?

Menyesal adalah hal yang tidak akan pernah ada dihati saya dalam hal ini, kalaupun bisa memutar waktu saya tetap akan melakukan hal yang sama. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya sesali dalam hidup.

Saya sadar penderitaan ini berawal ketika saya mulai serakah ingin mendapatkan lebih. Saya lupa, saya tidak hanya melibatkan perasaan saya seorang diri saja disini.
Saya berharap ini hanya untuk hari ini.

Laki-lakiku yang salah ..
Sayang, dimanapun kamu berada semoga kamu mendapatkan apapun yang kamu inginkan, but u will never find love like mine for the rest of your life…J

Di atas segalanya saya bersyukur, I didn’t get boy friend but I have good friend instead, which one do you choose?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar